Oleh
Feriyansyah *
Istilah Digital Native merupakan
istilah yang digunakan oleh Marc Prensky dalam artikelnya pada tahun 2001 yang berjudul“
Digital Native dan Digital Immigrant” artikel ini menjadi momentum menyadarkan
kita bahwa generasi kita saat ini hiudp di zaman yang berbeda dari saman Ayah dan
Ibu nya. Prensky mengatakan “ Our students have canged radically. Today’s
Student are no longer the people our educational system was designed to teach (Prensky
2001:1). Siswa kita berubah secara radikal, Dewasa ini siswa tidak lagi
menjadi masyarakat dalam sistem pendidikan kita yang didesain untuk diajar. Teknologi
digital telah merubah siswa kita saat ini, Sehingga siswa tidak lagi seperti
siswa-siswa seperti generasi sebelumnya. Mereka terbiasa hidup sehari-hari
dengan berbagai teknologi digital yang dekat dengan mereka. Generasi ini hidup
di tengah arus informasi yang mengalir deras.
Digital Native http://www.trintech.com/wp-content/uploads/2013/10/digital_native.jpg |
Digital Native akan menjadi orang dewasa dan membawa budaya digital
yang melekat pada diri mereka. Tetapi dalam prosesnya mereka perlu di
persiapkan menjadi seorang warga negara digital. Istilah warga negara
digital merupakan istilah yang digunakan bagi warga negara yang terbiasa
menggunakan teknologi digital dalam kehdiupan sehari-hari bahkan ketika
beraktivitas sebagai seorang warga negara. Kemajuan teknologi digital telah menghadirkan
ruang-ruang baru bagi warga negara, ruang virtual bagi warga negara tercipta
dimana warga negara digital akan terhubung satu sama lain, terhubung dengan
pemerintah melalu teknologi digital serta berbagai aktivitas lain.
Disadari
atau tidak Digital Native harus dipersiapkan menjadi seorang warga
negara digital. Pemukim digital ini harus dipersiap melalui program pendidikan
agar mereka memiliki karakteristik yang mereka butuhkan di era digital.
Sehingga menjadi pertanyaan besar bagaimana mempersiapkan Digital Native menjadi seorang warga negara ?
Digital Native hidup di
lingkungan digital yang mengglobal dimana arus informasi dari seluruh dunia
dengan mudah di akses. Informasi yang mengglobal ini tentnunya akan membawa
berbagai nilai yang berasal dari asal informasi tersebut. Nilai-nilai ini bisa
saja tidak sesuai dengan nilai dasar masyarakat kita. Digital native memang generasi yang menglobal tetapi mereka
juga harus memiliki identitias yang kuas ketika berinteraksi secara global.
Identitias yang kuat lahir ketika sesorang memiliki nilai dasar yang kuat. Oleh karena itu, Digital Native Indonesia
harus memiliki identitas yang dilandasi dengan nilai-nilai dasar (nilai
Pancasila ) yang kuat. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius,
nilai-nilai dasar spiritual merupakan nilai yang membentuk bangsa ini yang
terlembagakan di dalam rumusan Pancasila. Pada akhirnya penguatan nilai dasar
bagi pemukim digital Indonesia harus dengan pendekatan digital.bagaimana proses
penguatan nilai dasar sesuai dengan kondisi digital native.?
Proses pendidikan khsusunya lembaga pendidikan, orang tua dan guru
harus menydari bahwa yang merka didik adalah digital
Native yang
lingkungannya berbeda dari lingkungan ketika kita seusia mereka. Pertama, kita harus
mengenali dulu secara mendalam siapa digital Native? Bagaiaman karkteristiknya, kesehariannya, dan
berbagai hal yang melekat pada dirinya, perubahan-perubahan yang mereka alami. kedua, menggunakan pendekatan yang
sesuai dengan dunia mereka.
Ketiga, kita harus
mempersiapkan diri menjadi orang tua digital dan guru digital, sehingga kita
bisa menjadi imgran yang baik “jika kita ingin memasuki dunia digital maka kita
juga harus menyesuaikan diri dengan mereka”. Penulis jadi teringat dengan
istilah “dimana bumi dipijak disitu langit di junjung” jika kita komparasikan
bahwa generasi kita merupakan para immgran digital maka kita harus menyesuaikan
dan menjunjung adat istiadat dan kebiasaan hidup para digital native. Kita tentunya tidak bisa menjadi orang tua
yang menjauhkan anak-anak kita dari teknologi digital. Hal itu sama saja kita
melakukan konfrontrasi dengan para pemukim digital.
Digital Native seperti tidak memiliki teladan bagaimana
mengelola dunia digital yang mereka huni, karena orang tua mereka tidak
memiliki pengalaman itu. Tetapi nilai-nilai dasar merupakan nilai-nilai yang
tidak akan berubah bagaimana perubahan kondisi lingkungannya asalkan
nilai-nilai itu tetap diyakini dan hidup di dalam diri nya.Oleh karena itu, Digital Native hanya memiliki
lingkungan dan dunia yang berubah tetapi nilai dasar yang mereka anut tidak
boleh berubah, inilah tugas kita sebagai orang tua dari digital native.
Akhirnya, disadari atau tidak kita telah hadir di dunia para digital native, mereka hidup
dengan cara yang berbeda tetapi mereka tidak boleh tercabut dari akar identitias
sebagai bangsa Indonesia yang memiliki nilai spiritual yang menjadi nilai
dasar. Digital Native Indonesia harus
menjadi digital native yang tetap
menjaga identitias ke-Indonesiaannya religius, santun, ramah dan penuh
kehangatan, Sehingga akan tercipta dunia digital yang ramah, santun, religius
dan penuh kehangatan. Digital Native akan menjadi
seorang warga negara digital yang memiliki dilingkupi nilai dasar yang akan
menjadi identitas merka ketika beraktivitas didalam jaringan sehingga
nilai-nilai dasarharus benar tumbuh dan berkembang di dalam diri para digital native.
*Penulis merupakan Mahasiswa Program Magister Pendidikan Kewarganeagaraan
SPs UPI, yang sedang melakukan penelitian tentang warga negara
digital
0 komentar:
Posting Komentar
Comment as a good and Smart Digital Citizens, "say no to plagiat"